Apakah Tim Engineering Warung Pintar Lebih Produktif dan Aktif selama WFH?

Adam WB
Grow at Warung Pintar
9 min readApr 24, 2020

--

Ada pepatah yang berbunyi, “As much as you want to plan your life, it has a way of surprising you with unexpected things.” Kenapa tiba-tiba saya mengeluarkan pepatah itu? Pada awalnya, saya sudah berencana untuk menulis cara melakukan analisa kode dari sebuah platform git. Namun, COVID-19 muncul dan saya pun memutuskan untuk mengubah agenda penulisan saya.

Membahas sedikit mengenai COVID-19, sama seperti mayoritas karyawan pada umumnya, kami, AnWar, singkatan dari Anak Warung, sebutan untuk karyawan Warung Pintar, sedang menerapkan physical distancing, di mana kami dituntut untuk Work From Home atau WFH di tempat tinggal masing-masing sebagaimana yang dianjurkan pula oleh Pemerintah. Kalau dihitung-hitung, hingga hari ini, saya dan tim sudah memasuki minggu ke-lima menjalankan WFH.

Warung Pintar HQ.

Di Warung Pintar sendiri, WFH bukan merupakan suatu hal yang baru, terutama untuk AnWar dari Tim Engineer. Kami memiliki peraturan yang memperbolehkan Tim Engineering untuk melakukan WFH atau Remote Working di bawah supervisi HR dan atasan masing-masing.

Tidak bisa dipungkiri, WFH sendiri banyak menimbulkan pro dan kontra. Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa WFH memacu untuk bekerja lebih fokus dan terstruktur, tapi di satu sisi ada pula yang merasa kesulitan untuk mengikuti pace WFH karena sulitnya berkoordinasi dibanding saat bertemu langsung. Lagi-lagi, masalah produktivitas.

Melihat pro kontra yang muncul, dari sudut pandang engineering, muncul pertanyaan dari diri saya,

Apakah teman-teman Engineer lebih produktif dan aktif dalam melakukan proses “pengodingan” di masa WFH?

Apa hal-hal pertama yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya mencoba mengumpulkan beberapa data, yaitu,

  • Data dari git untuk mendapatkan status commit setiap AnWar. (Data ini nantinya bisa didapat dari git yang akan saya tulis di post selanjutnya mengenai bagaimana melakukan analisa sebuah kode dari sebuah platform git - akan di-upload secepatnya.)
  • Data dari Scrum Board untuk mendapatkan banyaknya task yang dikerjakan oleh AnWar.

Berikut adalah deskripsi data yang telah saya coba kumpulkan,

  • Warung Pintar memberlakukan WFH terhitung tanggal 16 Maret 2020, sehingga saya mengambil data selama satu bulan sebelum dan setelah WFH; 16 Februari - 16 April 2020.
  • Saya menganalisa data dari squad dengan kondisi yang lebih stabil, yaitu Core, Distribution, dan Merchant. Stabil di sini didefinisikan dari tingginya tingkat aktivitas untuk build end-to-end user dan cukup lamanya tim tersebut telah terbentuk atau settle.
  • Contoh data yang saya gunakan adalah sebagai berikut,
Dokumentasi pribadi data git.
Dokumentasi pribadi data task.

Bagaimana hasilnya?

Dari data git dan Scrum Board, berikut adalah hasil analisa yang saya temukan,

Total commit sebelum dan sesudah WFH.
Grafik di atas menunjukkan total commit dari Tim Engineer Core, Distribution, dan Merchant, selama 16 Februari – 16 April 2020.
Total task sebelum dan sesudah WFH.
Grafik di atas menunjukkan total task dari Scrum Board Tim Engineer Core, Distribution, dan Merchant, selama 16 Februari – 16 April 2020.
Perbandingan total commit dengan total task
Grafik di atas menunjukkan perbandingan total commit dan total task dari Scrum Board Tim Engineer Core, Distribution, dan Merchant, selama 16 Februari – 16 April 2020.

Satu hal yang terlihat cukup jelas dari grafik-grafik tersebut adalah terdapat peningkatan aktivitas Tim Engineering di git selama WFH dibandingkan dengan saat sebelum WFH. Selain itu, jumlah task tim juga bertambah selama WFH. Dilihat dari perbandingan total commit dan total task sebelum dan sesudah WFH, perubahan pada masing-masing tim adalah,

  • Tim Core = 126.10%
  • Tim Distribution = 0.22%
  • Tim Merchant = 65.62%

Jika dilihat, Tim Core memiliki peningkatan yang cukup tinggi dikarenakan jumlah commit yang naik secara signifikan, disertai dengan jumlah task yang naik juga, sementara tim lain cenderung mengalami peningkatan yang kalah signifikan walaupun jumlah task meningkat.

Untuk memastikan apa yang mendasari munculnya data tersebut, saya mencoba berbincang langsung dengan perwakilan dari Tim Core, Distribution, dan Merchant.

  • Apakah kalian setuju dengan adanya peningkatan jumlah commit dan task? Apa yang sebenarnya terjadi?

Memang ada peningkatan dari jumlah commit dan task ketika WFH. Hal itu terjadi karena kebetulan mayoritas task ketika masa WFH cenderung banyak.

Rinal, Software Engineer, Backend - Core Team.

“Tidak setuju, memang kebetulan lagi banyak aja projek yang dikerjakan, makannya commit-nya kenceng. Belum lagi karena ada anggota baru yang bisa membuat efek jumlah commit-nya naik karena developer-nya nambah.

— Irkham, Software Engineer, Backend - Distribution Team.

Gue pribadi sih iya karena waktunya lebih efisien aja buat kerja, makan, ibadah, ngurus anak dan suami, dll. Selain itu, karena sudah lama terbiasa WFH, sekarang pun udah terbiasa juga karena sedang pandemi.

— Isti, Software Engineer, Frontend - Merchant Team.

Setuju dong, kebetulan squad gue juga sedang sprint dan MVP yang cukup besar scope-nya di masa WFH. Untuk case sebelum WFH kita belum release sehingga belum ada error. Namun, setelah WFH, ada case yang terjadi, di mana kita harus solve bug hotfix 2 kali.

Handi, Software Engineer, Frontend - Merchant Team.

  • Dari data tersebut, ada peningkatan produktivitas setelah WFH kenapa bisa seperti itu?

WFH membuat kita lebih produktif karena tidak perlu jauh-jauh ke kantor, bisa mengatur jam lebih fleksibel, dan bisa lebih konsentrasi karena sepi.

Rinal, Software Engineer, Backend - Core Team.

Lebih nyaman dengan environment rumah. Beberapa developer punya setup sendiri, seperti meja, kursi, dan monitor. Selain itu, tidak stress juga untuk perjalanan pulang pergi ke kantor. Belum lagi karena sedikit distraction.

— Irkham, Software Engineer, Backend - Distribution Team.

“Buat SE, tempat paling enak buat kerja emang di rumah sendiri. ‘Perlengkapan tempur’ lengkap, mulai dari meja kerja, tempat duduk, komputer spesial, display spesial, semua ada. Mau coding sambil rebahan, tengkurep, dll. pun bebas. Jadi emang selama WFH lebih kondusif.”

Isti, Software Engineer, Frontend - Merchant Team.

Memang ada beberapa build features dari Tim Merchant. Saat WFH banyak yang hal-hal yang ke-cut dari sebelum WFH, seperti waktu perjalanan. Mood pun jadi lebih baik di saat WFH dan lebih fleksibel juga kalau bahas jam kerja karena bangun-bangun bisa langsung kerja. Tapi, di satu sisi, kadang bisa meeting di atas jam 7 juga.

Handi, Software Engineer, Frontend - Merchant Team.

  • Menurut kalian, bagaimana perbandingan produktivitas dari tim sebelum dan sesudah WFH?

Memang lebih produktif karena banyak faktor, seperti yang sudah dijelaskan di jawaban sebelumnya.”

Rinal, Software Engineer, Backend - Core Team.

“Tim gue pribadi sepertinya belum siap full remote atau WFH. Ada beberapa yang koneksinya sering tidak stabil dan ada juga tipikal orang yang kalau chat kurang jelas penyampaian maksudnya. Kadang kurang fast response juga.”

Irkham, Software Engineer, Backend - Distribution Team.

“Gue ngga bisa secara gamblang menilai produktivitas untuk kondisi yang sebelum WFH karena gue selalu WFH. Sekarang sih gue merasa jadi lebih aktif aja di group kantor dan bisa ngerjain kerjaan secara multitasking.”

Isti, Software Engineer, Frontend - Merchant Team.

Sebelum WFH kurang aware tentang masalah teknis karena berpikir besok aja ditanya. Sesudah WFH jadilebih aware ke segi product yang di kerjakan dan komunikasi antar engineer lebih deep sehingga selesai hari itu juga. Jadi lebih ke komunikasi dan awareness.

Handi, Software Engineer, Frontend - Merchant Team.

  • Apa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan sebagai Tim Engineer di kala masa WFH, terutama dari segi komunikasi dan produktivitas?

“Yang perlu dipertahankan adalah menaati golden hour. Untuk ini, Tim Core selalu standby di golden hour, jadi dari komunikasi tetap terjaga, ngga begitu sulit.

Sementara itu, yang perlu ditingkatkan dan diperhatikan justru di bagian kesehatan karena WFH membuat kita hampir jarang keluar rumah sehingga jarang juga untuk berolahraga atau se-simple dengan olahraga ringan di meja kerja. Yang ngga kalah penting juga adalah alokasi waktu untuk istirahat.”

Rinal, Software Engineer, Backend - Core Team.

“Dari segi chapter, komunikasi sudah lumayan bagus dan fast response karena banyak yang terbiasa remote.

Dari segi tim, lebih fast response. Chat juga perlu dibuat sejelas mungkin agar lawan bicara lebih memahami maksud dan tujuan chat tersebut. Selain itu, tidak susah untuk diajak call (Google Meet, Discord, dsb.) perlu di pertahankan karena beberapa ada yang butuh pairing, atau butuh discuss mengenai hal-hal yang lebih detail.”

Irkham, Software Engineer, Backend - Ditribution Team.

Yang perlu ditingkatkan pasti komunikasi, jangan lama banget responnya. Menjelaskan spesifikasi produk juga harus detail. Yang perlu dipertahankan, ownership dari pekerjaan atau project, jadi cepat selesai dan tetap memberikan yang terbaik ke dalam pekerjaan.”

Isti, Software Engineer, Frontend - Merchant Team.

Manajemen fokus dan manajemen waktu. Walaupun di rumah bisa cepat buka laptop tanpa harus pergi ke kantor yang membutuhkan spare waktu 1 jam, tapi distraction juga banyak. Contoh untuk manajemen fokus adalah keinginan mau tidur di jam siang, dan kalau manajemen waktu, gue menyimpulkan dari sisi golden hour selama WFH ini gue sering banget kerja sampai larut akhirnya lupa waktu, mungkin memang jadi terlalu bebas.

Handi, Software Engineer, Frontend - Merchant Team.

Apa Tim Engineer di Warung Pintar menjadi lebih produktif dan aktif dalam melakukan proses pengodingan di masa WFH?

Melihat hasil yang saya dapatkan, baik dari data dan interview dengan beberapa Tim Engineer, benar adanya bahwa terjadi peningkatkan produktivitas dan aktivitas dalam proses pengodingan di masa WFH.

Beberapa faktor yang terlihat mencolok dan memiliki pengaruh tinggi adalah kondisi tim yang memang memiliki banyak task dan kondisi beberapa engineer yang memang sudah terbiasa dengan lingkungan WFH, bahkan sebelum pandemi. Selain itu, kondisi lingkungan WFH yang mendukung selama di tempat tinggal masing-masing membuat alokasi waktu bekerja semakin mudah diatur. Respon dari tim pun cukup aktif selama masa WFH membuat komunikasi internal tim menjadi sorotan penting dalam masa WFH.

Namun, jumlah kenaikan commit dan task tidak selalu terjadi pada masa WFH, melainkan bisa terjadi karena adanya project development yang meningkat pada tim tertentu di masa WFH. Di samping itu, ada pula beberapa catatan selama WFH agar dapat terus mempertahankan kualitas tim, seperti perlunya menjaga komunikasi tim agar terus kuat dan jelas dalam menyampaikan informasi, waktu bekerja yang diselaraskan bersama tim, dan dapat mengatur kondisi diri sendiri sebaik mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama WFH.

Catatan:

Bagi kalian yang ingin membandingkan tingkat produktivitas kalian berdasarkan jumlah task dan jumlah commit, beberapa hal yang bisa diambil melalui penelitian ini dan bisa dijadikan dasar untuk analisa serupa kedepannya adalah,

  • Jumlah commit pada git kurang cocok digunakan untuk menghitung matriks produktivitas selama WFH karena banyak hal yang masih menjadi pertimbangan. Misal, menambah suatu baris kode yang isinya berupa karakter spasi dianggap commit. Kalau dipikir kembali, apakah itu dihitung sebagai produktivitas?
  • Penggunaan jumlah task pada rentang waktu yang telah ditentukan dapat menjadi data tambahan, walaupun masih perlu dijadikan pertimbangan. Misal, jika ada sebuah task yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, engineer dapat melakukan beberapa kali perubahan pada kode dan hal tersebut dianggap commit. Bila kondisinya seperti itu, apakah itu dihitung sebagai produktivitas?

Walaupun demikian, kami menggunakan data ini sebagai sarana untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi selama WFH dan sebelum WFH. Tidak hanya untuk kasus selama WFH, kami pun menggunakan data git tersebut untuk melihat perubahan apa saja yang terjadi selama commit dan commit history. Sejauh ini, penggunaan data git masih kami gunakan karena kami terus mencari formula yang cocok untuk mengukur produktivitas Tim Engineering Warung Pintar.

Bagaimana tanggapan kalian? Yuk, sharing pengalaman WFH dan produktivitas kalian selama WFH ini! Kalau ada input mengenai formula yang tepat untuk mengukur produktivitas, silakan berkomentar supaya kita bisa diskusi bersama.

Untuk menambah insight, kalian bisa mengakses berbagai pendapat AnWar mengenai WFH di,

Nah, ingin menjadi bagian dari AnWar yang bekerja secara produktif dan membantu usaha warung-warung di Indonesia? Silakan cek lowongan yang sesuai denganmu di sini!

--

--